Rabu, 24 Oktober 2012

Angel's Wing

Title                 : Angel’s Wing
Author                        : Naomi_Indie
Rating             : PG-15
Genre              : Romance, Fantasy, Sad
Length                        : Oneshoot
Main Cast       :
-  Cho Kyuhyun (Super Junior)
-  You
-  Ha Ji Won (Actress)
Other Cast      :
- All member CN Blue

Disclaimer      : Terinspirasi dari MV lagu “Miss You” milik SM the Ballad, dan tiba-tiba pas baca komik, aq juga liat karakter “Angel”. Entah kenapa (?) Jadi pengen bikin FF tentang Angel gitu…^^ hehe dan juga aq selipin beberapa cerita yang inspirasinya dapet dari komik berjudul “Vampire Knight”.
Teng… teng… okelah! Happy Reading aja yah!  Maaf kalo critanya kurang bagus! (^^,)v #bow

*************************************

Sekali lagi kubiarkan Ji won menggetok kepalaku karena jengkel melihat ulahku.
“Kemana otakmu? Kalau sampai mereka tahu identitasmu bagaimana? Pabo!” bentaknya padaku.
“Aku hanya ingin…”
“Menolongnya?” potong Ji won cepat. Kupandang wajah manis didepanku yang masih mengerutkan keningnya sambil memasang muka jengkel.
“Mendingan aku tinggalin kamu, kalau kamu terus-terusan seperti itu! Aku capek menolongmu!” katanya sambil melangkah pergi meninggalkan kamarku. Aku hanya bisa memandang Ji won dengan wajah sayu. Mau bagaimana lagi? Terkadang aku memang tak bisa mengendalikan diriku.

**************************
3 Minggu Kemudian

            Selama 3 minggu. Ji Won mengurungku dalam kamar karena takut kejadian itu terulang lagi. Kudengar derit pintu kamarku dibuka oleh seseorang. Wajah manis Ji won muncul dihadapanku. Ia membawakan nampan berisi makanan kehadapanku.
            “Eonni sudah puas mengurungku? Kapan aku boleh keluar?” tanyaku sambil memasang muka cemberut. Dia mengelus kepalaku sambil tersenyum manis.
            “Kau sudah boleh keluar! Tapi janji, jangan ulangi hal itu lagi. Araseo?” katanya sambil menyuapkan sesendok besar nasi kedalam mulutku.
            “Jinjja? Ne! Aku janji sama eonni! Aku akan hati-hati…” kataku kemudian sambil merebut sendok nasi itu dan memakan makanan yang telah susah payah dibuatkan oleh kakak perempuanku itu sampai habis.

***************************
Anyang, Gyeonggi-do, 08.00 PM

            Kurasakan udara malam hari ini begitu dingin. Kupandangi wajah manusia yang tengah berjalan lalu lalang di bawahku. Ya! Itu semua karena aku sekarang tengah duduk diatap sebuah gedung pencakar langit. Aku melihat banyak sekali masalah dalam hidup manusia. Aku bisa membaca pikiran dan masalah seseorang persis seperti membaca sebuah novel. Semua bisa terlihat dengan jelas hanya dengan melihatnya. Aku… memanglah bukan seorang manusia. Aku adalah seorang “Angel”.
            Itulah kenapa beberapa minggu yang lalu, Ji won marah besar padaku. Dengan sengaja, aku turun dan membantu seorang anak kecil yang hampir mati kelaparan. Aku memberikannya makan dan mengobati luka-luka ditubuhnya dengan kekuatanku. Pada waktu itu, gadis kecil itu melihat yang kulakukan, dan sempat melihat sayap di punggungku. Dan hal itu membuat Ji Won harus turun tangan dan menghapus memori tentang pertemuan kami pada gadis kecil itu.
            Karena merasa tak ada yang menarik, kukembangkan kedua sayapku dan kukepakkan menuju ketempat lain.

******************
*Seoul, 12.00 PM*

            Tiba-tiba mataku menangkap sebuah pesan dari tubuh seorang manusia. Pesan keputusasaan dan kesedihan yang sudah tak terbendung lagi. Kuarahkan mataku keseluruh penjuru tempat. Dan aku menemukan sesosok manusia yang tengah memegang sebuah tali yang sudah terpasang di pohon akasia yang cukup besar. Jadi dia mau bunuh diri? Tanyaku dalam hati. Cepat-cepat aku turun ke bumi. Aku harus menolongnya! Walaupun eonni akan membunuhku nanti.
            “Tunggu! Apapun yang ingin kau lakukan! Tolong hentikan!” kataku kemudian setelah aku berhasil menginjakkan kakiku ke bumi. Sayapku langsung menghilang tatkala aku menginjakkan kakiku diatas bumi. Ia menoleh kearahku. Kulihat matanya sembab oleh air matanya. Ah… wajah namja itu, sangat tampan. Namun kenapa ia harus berputus asa seperti ini?
            “Siapa kau?” tanyanya dengan suara parau.
            “Jangan melakukan hal bodoh macam itu! Jangan sia-siakan hidupmu yang berharga!” bujukku sambil mendekatinya. Kuulurkan sebelah tanganku. Kuharap ia menggapai tanganku, dan turun dari kursi tempatnya berdiri sekarang.
            “Kalau tak tahu apa-apa, JANGAN IKUT CAMPUR!” bentaknya kemudian. Aku masih mengulurkan sebelah tanganku padanya.
            “Turunlah, Kyuhyun! Jebal!” bisikku perlahan. Kulihat ia mengerutkan dahinya.
            “Bagaimana kau bisa…”
            “Aku tahu… aku tahu Kyuhyun! Kau memang mencintai istrimu! Namun, jangan karena ia telah menghancurkan hidupmu, hartamu, dan karirmu, lantas kau ingin membuatnya lebih senang dengan melihat kematianmu!” potongku kemudian. Aku telah membaca semua kisah hidupnya dari matanya. Persis seperti membaca sebuah buku dan memutar sebuah player. Aku melihat segalanya dengan jelas.
            Mata Kyuhyun terlihat membulat. Masih kuulurkan tanganku untuknya sambil kukembangkan sebuah senyum manis dibibirku. Perlahan ia mengulurkan tangannya padaku. Namun sejenak kemudian ia memalingkan mukanya padaku, lalu memakaikan tali itu dilehernya, dan langsung melompat dari kursi tempatnya berdiri. Aku terkejut sekali. Aku sempat tak membaca gerakan dan pikirannya. Aku harus menolong namja itu, walaupun nanti eonni akan mengurungku lebih lama lagi. Aku tak mau melihatnya mati didepanku.
            Kukembangkan kedua sayapku dan kuputus tali yang mencekik lehernya dengan kekuatanku. Ia jatuh ketanah sambil terbatuk-batuk. Ia memicingkan matanya memandangku yang masih belum bisa menghilangkan sayapku, karena setiap kali aku menggunakan kekuatanku, sayapku akan muncul dengan sendirinya. Kulihat matanya terbelalak menatapku.
            “Kau…” katanya dengan suara serak. Masih kulihat ia menatapku dengan pandangan tak percaya.
            “Mianhae… aku harus pergi sekarang! Ingat kata-kataku ini Kyuhyun! Suatu saat, kau pasti akan mendapatkan kebahagiaan, seperti yang kau inginkan! Jangan menyerah! Araseo?” kataku sambil terbang menjauh darinya. Aku takut eonni mengetahuinya. Masih kulihat Kyuhyun menatap kearahku dengan pandangan tak percayanya. Ya… biarlah jika ia menganggap pertemuan kami sebagai halusinasi ataupun sebuah mimpi untuknya.

**************************
1 bulan kemudian

            Kembali kukembangkan sayapku menuju kearah kota Seoul. Entah kenapa sejak pertemuanku dengan Kyuhyun, aku terganggu dengan wajahnya. Aku tak pernah mengalami hal ini sebelumnya. Entahlah perasaan apa yang sedang aku rasakan saat ini.
            Kuinjakkan kakiku keatas tanah, tempatku bertemu dengan Kyuhyun satu bulan yang lalu. Kutatap pohon akasia tempatnya dulu ingin bunuh diri.
            “Kau…”
Secepat kilat aku berbalik. Deg… tiba-tiba jantungku serasa berhenti. Ada sesuatu berdesir dalam dadaku, yang membuat jantungku berdetak tak menentu.
            “Cho… Kyuhyun?” pekikku tertahan.
Namja itu mendekat secara perlahan padaku. Pandangan matanya masih sama seperti saat aku meninggalkannya dulu. Ah… aku harus cepat-cepat pergi sekarang. Namun ketika akan kukembangkan sayapku, tiba-tiba aku merasakan sebuah tangan yang hangat menggenggam pergelangan tanganku.
            “Katjima!” kudengar lagi suaranya menggema di gendang telingaku. Aku menoleh kembali menatap mata namja yang kini berdiri sangat dekat denganku.
            “Bisakah kau tinggal disini sebentar?” tanyanya padaku. Kuanggukan kepalaku sambil kulempar senyum manisku padanya. Ia melepas genggaman tangannya dariku. Entah kenapa tiba-tiba sebuah senyum kembali berkembang di bibirku.
            “Wae? Apa kau melihat sesuatu?” tanyanya kemudian. Aku kembali mengangguk.
            “Ah… jadi kau sudah tahu?” tanyanya lagi sambil tersenyum senang. Senyumnya terlihat tanpa beban.
            “Apa kau bahagia setelah berpisah dengannya serta melihat wanita itu masuk kedalam penjara?” tanyaku kemudian.
            “Akhirnya kau bicarta juga…” katanya sambil tersenyum girang. Kuangkat sebelah alisku. Apa maksdunya? Lalu sejenak kemudian kulihat ia melayangkan pandangannya jauh kedepan.
            “Ya! Aku merasa tenang sekarang! Walaupun hartaku tak kembali dan orang yang kucintai telah masuk dalam penjara, tapi aku bahagia sekarang! Mataku jadi terbuka… ternyata, aku telah salah memilih seorang pendamping hidup...” katanya kemudian sambil tersenyum. Aku melihat sebuah kesedihan terpancar diwajahnya. Namun tak sepenuhnya hatinya merasakan hal itu.
            “Suatu saat, kau akan merasakan kebahagiaan lagi! Aku rasa, sebentar lagi kau akan menemukan seseorang yang mencintaimu apa adanya!” sahutku kemudian, sambil kududukan diriku di kursi taman yang ada disana. Kulihat ia menolehku dengan pandangan heran.
            “Apa Angel sepertimu juga bisa merasakan cinta?” tanyanya perlahan. Suaranya terdengar ragu dengan pertanyaan yang ia lontarkan padaku. Aku menoleh lagi padanya lalu kugelengkan kepalaku.
            “Aniya! Kami, para Angel tak bisa jatuh cinta ataupun memiliki rasa benci. Walaupun kami sebenarnya ingin sekali merasakan hal itu…” kataku kemudian.
            “Ah… jinjja? Betapa menyenangkannya jika aku juga bisa seperti kalian…” katanya sambil menghempaskan dirinya, dikursi sebelahku. Aku hanya tersenyum melihatnya. Lalu kami terdiam lama sekali.
            “Aku… harus pergi sekarang!” kataku memecah keheningan. Kulihat ia terkejut mendengar kata-kataku barusan.
            “Secepat itukah?” tanyanya lagi. Kulihat, ia tak ingin melihatku pergi meninggalkannya. Namun aku tak bisa lama-lama tinggal disini. Aku tak mau eonni mengetahuinya dan marah padaku karena aku berteman dengan seorang manusia. Apalagi, manusia itu telah mengetahui identitasku yang sebenarnya.
            “Ya! Jika eonni mengetahui keberadaan kita, ia bisa menghapus semua memori tentang pertemuan kita ini darimu! Apa kau menginginkan hal itu?” tanyaku kemudian sambil menatapnya lekat. Kulihat sebuah kesedihan terpancar dimatanya. Lalu sejenak kemudian kulihat ia menggelengkan kepalanya.
            “Aku… tidak ingin hal itu terjadi! Tapi… bisakah kita bertemu lagi lain waktu?” tanyanya penuh harap. Kuanggukan kepalaku dengan mantap. Ya! Aku juga masih ingin bertemu dengannya lain waktu.
            “Baiklah, kalau begitu, pergilah!” katanya melepasku. Kukembangkan kembali sayapku. Kulihat ia menatapnya dengan takjub. Dan sesaat kemudian, aku sudah melesat jauh meninggalkannya.
***************
3 bulan kemudian, at Seoul Tower.

            Aku melangkahkan kakiku di area Seoul Tower. Kata beberapa Angel lain, aku bisa menemukan manusia yang sedang mengalami fase “jatuh cinta” disana. Entah kenapa, aku ingin mempelajari apa itu perasaan cinta. Itu semua karena, aku merasakan sesuatu yang aneh di dalam diriku sejak pertemuanku dengan Kyuhyun, lelaki yang pernah kuselamatkan dahulu.
            Wajah manis namja itu senantiasa muncul dalam benakku. Otak dan tubuhku selalu berusaha menginginkan agar aku mencari pria itu. Kaki dan tanganku juga senantiasa mengajakku untuk menyentuh tubuh dan raganya. Ah… hal ini benar-benar menggangguku! Mungkinkah aku mengalamai fase “jatuh cinta”? Tapi apakah mungkin itu terjadi padaku?
            Aku berjalan tak tentu arah dan tujuan. Kulihat beberapa namja dan yeoja yang tengah berkelakar dan berjalan sambil berpelukan mesra dengan pasangan mereka. Perasaan bahagia itu… apa itu yang namanya cinta?
            Ketika aku tengah asyik memperhatikan mereka, tiba-tiba beberapa namja menghampiriku. Aura dan pesan tubuh mereka membuatku tak nyaman. Mereka… sepertinya bukanlah manusia baik-baik.
            “Hai nona manis! Kenapa kau duduk disini sendirian? Mau kami temani?” tawar seorang pria yang umurnya kira-kira 28-30 tahun. Masih muda, namun hidupnya sepertinya acak-acakan. Karena itu, ia mabuk-mabukan.
            “Gomawo!” jawabku sembari meninggalkan mereka. Aura mereka membuatku mual dan merasa tak nyaman. Ah… manusia ini memang bukan orang baik-baik!
            “Ayolah! Mau kemana sih kamu nona?” kata salah seorang pria berumur 30-an keatas sambil memegang pergelangan tanganku dengan erat.
            “Lepaskan!” rontaku. Ah… gawat! Manusia-manusia ini ingin berbuat hal buruk padaku. Eotteohkajo?
            “Lepaskan dia!” kata seseorang pada mereka. Suara itu, terdengar seperti suara yang kukenal. Ketika aku mencoba untuk memastikannya, tiba-tiba deg… benar dugaanku! Cho Kyuhyun kini tengah menggenggam pergelangan tangan pria yang saat ini mencengkeram pergelangan tanganku.
            “Kau siapa?” kata pria yang pertama menggodaku tadi.
            “Aku? Aku kekasihnya…” ucap Kyuhyun mantap. Mataku terbelalak mendengarnya. Apa aku tak salah dengar? Dia bilang “kekasih”?
            Dan kulihat pria-pria itu saling berpandangan lalu pergi meninggalkan kami sambil bergumam tak jelas.
            “Ah… ternyata ada kekasihnya! Nggak seru!!” kata mereka sambil meninggalkan kami. Lalu sejenak kemudian Kyuhyun merangkul pundakku sambil tersenyum. Ah… apa yang sedang ia lakukan padaku?
            “Ikuti aku…” bisiknya perlahan. Dengan ragu, aku pun mengangguk. Aku mengikutinya tanpa banyak bertanya, sampai kami tiba di sebuah rumah kecil cukup asri.
            “Ayo masuklah! Jangan sungkan!” katanya sambil mempersilahkan aku masuk kedalam rumah tersebut. Aku memasuki ruang utama rumah itu sambil sesekali kulayangkan pandanganku keseluruh ruangan.
            “Ini rumahmu?” tanyaku spontan. Aku merasakan hawa yang sangat hangat dan nyaman didalam rumah ini.
            “Hmm… ya! Ini rumah peristirahatan keluarga. Aku sering datang kesini jika sedang banyak masalah!” jawabnya sambil membawa secangkir teh hangat untukku.
            “Kau bisa minum teh kan?” tanyanya sambil menyerahkan cangkir teh itu padaku.
            “Secara keseluruhan, Angel sama seperti manusia! Hanya perasaan, kekuatan dan struktur tubuh kami yang membedakan kami dari manusia pada umumnya!” jelasku sambil menyeruput teh buatan Kyuhyun. Kulirik ia tengah tersenyum menatapku.
            “Wae?” tanyaku kemudian. Ah… lagi-lagi aku tak bisa membaca perasaannya secara keseluruhan. Seperti ada sesuatu yang menutupinya. Apa dia bukan manusia biasa? Kenapa semakin lama semakin sulit membaca perasaan pria ini?
            “Kau memang tidak terlihat seperti gadis pada umumnya!” katanya sambil menyeruput teh miliknya. Kunaikkan sebelah alisku.
            “A… apa maksudmu?” tanyaku sembari memandangi seluruh tubuhku. Apa terlihat sekali perbedaanku dengan manusia biasa? Padahal aku sudah berpakaian layaknya gadis pada umumnya. Kulihat Kyuhyun tengah menahan tawa melihat kelakuanku.
            “Yaa! Kenapa kau malah tertawa?” tanyaku bingung.
            “Apa kau mau tahu apa perbedaanmu dengan gadis biasa?” tanyanya kemudian. Secepat kilat kuanggukan kepalaku. Kulihat ia kembali tersenyum menatapku.
            “Itu semua karena… tingkahmu jauh lebih manis dan lembut ketimbang gadis pada umumnya!” katanya sambil kembali menyeruput teh miliknya. Kembali kunaikkan sebelah alisku.
            “Manis dan lembut?” tanyaku heran. Kulihat ia menganggukan kepalanya dengan mantap.
            “Ne! Gadis pada umumnya tak akan bersikap manis pada orang yang baru dikenalnya. Apalagi sampai ikut dengannya! Apa kau tak takut jika aku melakukan hal buruk padamu?” tanyanya sambil duduk disebelahku. Kulemparkan sebuah senyum manis padanya.
            “Tentu saja tidak! Karena aku bisa membaca perasaan manusia. Jika ia ingin berbuat buruk padaku, dengan cepat aku bisa merasakan aura dan pesan dari tubuh mereka…” jawabku mantap. Kulihat ia tersenyum kearahku. Senyum yang sangat aneh!
            “Jadi… bisakah kau membaca perasaan dan pikiranku saat ini?” tanyanya sambil mendekatkan tubuhnya padaku, hingga aku bisa merasakan deru nafasnya menerpa wajahku. Ah… lagi-lagi aku tak bisa membaca perasaannya. Aku hanya bisa menangkap suatu sinyal aneh dari tubuhnya. Pesan dari tubuhnya kini sama sekali tak dapat kumengerti.
            “Aku… ah… bolehkah aku tahu dimana kamar mandimu?” tanyaku tiba-tiba. Berada dalam jarak sedekat ini dengannya membuatku merasa aneh. Detak jantungku berdetak dengan kencang, dan sesuatu berdesir di dalam dadaku.
            Ia menunjuk arah kamar mandi tanpa mengatakan apapun padaku. Masih kulihat matanya menatapku tanpa berkedip. Omo!!! Kenapa dengannya?
            Aku segera beranjak dari kursi itu dan berlari menuju kamar mandi. Ah… kenapa denganku? Kenapa aku merasakan sesuatu yang sangat aneh dalam diriku?
Begitu sampai dikamar mandi, kulihat wajahku di cermin. Hmm… tak ada yang aneh denganku? Lalu… kupegang erat dadaku. Ya! Jantungku berdetak lebih kencang dari biasanya. Apa… Kyuhyun bukan manusia biasa? Kenapa ia bisa membuatku kacau seperti ini? Kutepuk kedua pipiku. Sebaiknya aku menanyakan hal ini pada Kyuhyun. Ya! Sebaiknya begitu…
            Aku berjalan menuju ruang utama dirumah kecil itu. Kulihat Kyuhyun tengah menonton sebuah acara televisi. Ia segera menoleh padaku ketika mengetahui aku sudah kembali dari kamar mandi.
            “Gwaenchanhayo?” tanyanya sambil beringsut dari tempat duduknya, memberiku ruang agar aku bisa duduk disampingnya.
            “Gwaenchanha…” jawabku pelan sambil kulirik wajah manisnya itu. Ia kembali berkonsentrasi melihat tayangan di televisinya. Karena merasa kuperhatikan, ia menoleh padaku sambil mengerutkan alisnya.
            “Wae? Apa ada masalah? Kenapa melihatku seperti itu?” tanyanya kemudian. Secepat kilat kugelengkan kepalaku.
            “Oh… ya sudah!” katanya sambil menoleh lagi melihat televisinya. Aish…! Pabo! Apa yang mesti aku tanyakan padanya? Aku bingung mengatakannya.
            “Kyuhyun-a…” panggilku perlahan.
            “Hmm…?” tanyanya sambil menoleh kearahku.
            “Kau… benar-benar seorang manusia kan?” tanyaku kemudian. Kulihat ia mengerutkan keningnya, lalu sejenak kemudian ia tersenyum.
            “Kalau aku bukan manusia, lalu apa? Aku tak punya sayap sepertimu, jadi aku bukan Angel. Aku juga kan tak punya taring, jadi aku bukan Vampire ataupun Dracula. Selain itu, kenapa kau bertanya seperti itu? Aneh…” katanya sambil tersenyum manis. Aku terdiam. Benar apa yang dikatakannya! Dia tak punya kelebihan apapun. Bahkan tubuhnya pun pernah terluka sewaktu ia mencoba bunuh diri. Lalu kenapa aku tak bisa membaca perasaannya secara jelas? Kalau begitu, apa yang salah denganku? Sedangkan aku masih bisa membaca perasaan manusia lainnya. Tapi kenapa tidak dengannya? Ini aneh…
            “Jadi, bisakah kau ceritakan padaku, bagaimana rasanya berada dalam fase “jatuh cinta”?” tanyaku polos. Ia mengerutkan keningnya lagi.
            “Jatuh cinta? Kenapa kau ingin mengetahuinya?” tanyanya sekali lagi sambil membenarkan posisi duduknya sehingga kini kami saling berhadapan.
            “Aku… merasakan sesuatu yang aneh padaku! Aku kesulitan membaca perasaanmu! Dan aku… sering merasa ingin bertemu dan mengelus wajahmu! Dadaku pun sering berdebar hebat tatkala aku berada di dekatmu! Apa kau tahu, apa yang tengah terjadi padaku saat ini? Sedangkan aku tak pernah merasa seperti ini jika bertemu dengan manusia lainnya…” tanyaku padanya. Kulihat mata Kyuhyun membulat. Dia tak menjawab pertanyaanku. Malah kulihat kini dia melayangkan pandangannya kearah lain.
            “Gwaen… chanhayo?” tanyaku ragu.
Aku cemas melihat perubahan wajahnya. Apa pertanyaanku ini menyakitinya? Perasaan apa yang tengah kurasakan pada namja ini?
            “Itu juga… perasaan yang tengah kurasakan padamu!” jawabnya perlahan. Ia kembali menatapku dengan tatapan mata indahnya. Ah… jantungku! Jantungku kembali berdetak dengan kencang.
            “Itulah yang namanya perasaan “CINTA”…” lanjut Kyuhyun lagi. Kini giliran aku yang terkejut. Jadi, aku tengah mengalami fase “jatuh cinta”? Bagaimana bisa?
            “Mwo?” kataku terkejut. Seketika aku berdiri dari tempat dudukku. Kyuhyun menatapku dengan nanar.
            “Saranghae….” desis Kyuhyun perlahan yang membuat perasaanku kian tak menentu.
            “Tak bisakah seorang manusia biasa sepertiku, mencintai Angel sepertimu?” kata Kyuhyun perlahan sambil menggenggam tanganku erat. Lalu tanpa kusadari, sesuatu yang hangat dan basah mendarat dibibirku. Ya! Saat ini Kyuhyun dengan lembutnya mencium bibirku. Entah kenapa, aku pun ikut terbawa suasana. Mungkin lantaran aku juga merasakan hal yang sama dengannya, tanpa sadar, aku memeluknya dengan erat. Hingga akhirnya kami pun berpelukan dengan mesra, sambil saling menautkan bibir kami. Kami menikmati ciuman mesra kami hingga tanpa sadar, ia sudah menghimpit tubuhku dengan tubuh besarnya di tembok yang tak jauh dari tempat kami semula. Namun tiba-tiba, ia mengerang sambil memegangi dadanya.
            “Gwaenchanhayo?” tanyaku cemas. Ia memalingkan mukanya padaku sambil tersenyum. Senyum seseorang yang tengah menahan rasa sakit.
            “Gwaenchanha…” jawabnya sambil mengelus pipiku.
            “Apa yang terjadi?” tanyaku sambil membantunya duduk dikursi.
            “Molla! Tiba-tiba dadaku terasa nyeri… namun sekarang sudah jauh lebih baik…” jawabnya sambil kembali melempar senyum hangatnya padaku.
            “Coba kulihat?” kataku sambil mengembangkan kedua sayapku. Kulihat sinar matanya yang takjub memandang sayapku yang berkilauan. Sedangkan aku, kusibukkan diriku memeriksa keadaannya.
            “Aneh! Aku tak menemukan penyakit apapun padamu?” gumamku perlahan.
            “Hmm? Sudahlah! Aku baik-baik saja… Angel!” katanya kemudian. Aku tersipu memandang senyum manisnya.
            “Kyuhyun bisa memanggilku dengan Nami saja!” kataku kemudian.
            “Ah… jadi Angel sepertimu juga punya nama? Hmm… Nami ya? Nama yang indah…” katanya lagi sambil tetap terseyum. Aku mencubit pinggangnya sambil tersipu malu.
            “Bukankah sudah kubilang, secara keseluruhan kami itu sama seperti manusia pada umumnya…” kataku lagi sambil meringis. Lalu sejenak kemudian aku terhenyak. Aku baru saja menggunakan kekuatanku, berarti…
            “Mwoya?” tanya Kyuhyun kemudian ketika melihat perubahan ekspresi wajahku.
            “Aku harus pergi sekarang sebelum eonni mengetahui keberadaan kita!” kataku sambil berdiri. Ia menatapku dengan sayu. Ah… aku merasa tak tega meninggalkannya dalam keadaan seperti ini.
            “Apa setiap kali kau menggunakan kekuatanmu, eonni-mu bisa mengetahui keberadaanmu?” tanyanya kemudian. Aku mengangguk mantap.
            “Bukan hanya eonni, tapi para Angel yang lain juga bisa merasakan aura dariku, jika aku menggunakan kekuatanku!’ jawabku kemudian sambil mengembangkan kedua sayapku.
            “Aku harus pergi sekarang!” kataku sambil menatap namja itu lekat-lekat. Ia mengangguk perlahan. Lalu beberapa detik kemudian, aku sudah melesat jauh meninggalkannya.

******************
In Heaven

            Aku segera bergegas menuju kamarku. Eonni mengikutiku dari belakang dengan muka masamnya.
            “Kenapa kau sering sekali menggunakan kekuatanmu? Kau yakin, tidak ketahuan lagi?” tanyanya kemudian. Aku menganggukkan kepalaku mantap.
            “Bukankah aku sudah bilang padamu dan ayah? Aku baik-baik saja dan aku tidak ketahuan. Kenapa eonni tak percaya sekali?” kataku sambil cemberut.
            “Bukan begitu… hanya saja…” kata Ji won kemudian. Kulihat ia menatapku tajam.
            “Mworago?” tanyaku sinis. Ji won makin mendekat padaku. Lalu tanpa kuduga, ia mengelus kepalaku.
            “Aku… hanya tak ingin kau mengalami apa yang pernah aku alami…” katanya pelan sambil tetap mengelus kepalaku dengan lembut. Mengalami apa yang pernah eonni alami? Memang apa yang pernah terjadi padanya?
            “Memangnya… apa yang pernah terjadi pada eonni?” tanyaku penasaran. Kulihat Ji won tersenyum sedih memandangku.
            “Aku… jatuh cinta pada manusia…” desisnya perlahan. Aku tersentak mendengarnya.
            “Tapi… kata ayah, kita dan manusia berbeda. Kita tak diciptakan sesempurna manusia yang bisa memiliki rasa cinta maupun benci. Lalu bagaimana mungkin itu bisa terjadi? Kita tak memiliki emosi sesempurna manusia. Jatuh cinta pada manusia adalah suatu hal yang mustahil!” Sangkalku sambil memalingkan mukaku dari wajah cantik Ji won. Namun masih sempat kulihat senyum berkembang di bibir Ji won.
            “Kau benar! Namun, ada kalanya manusia memiliki daya tarik yang luar biasa dan tak bisa kita cegah! Dan ada kalanya kita lemah terhadap hal itu! Jadi…”
            “Jadi… maksudmu, tidaklah mustahil Angel seperti kita, jatuh cinta pada manusia, maupun sebaliknya?” potongku cepat. Suaraku kini melunak pada Ji won. Aku mulai ragu dengan keyakinanku pada ucapan ayah. Dan aku mulai berpikir jika apa yang dikatakan oleh Kyuhyun padaku tadi, dan kata-kata Ji won barusan adalah benar.
Sekali lagi kulihat Ji won mengangguk mantap. Tubuhku langsung lemas. Aku terduduk seketika. Ji won yang melihat ekspresiku hanya tersenyum tipis.
            “Dan kau, sudah jatuh kedalam daya tarik manusia, bukan? Dan apakah manusia itu juga tertarik denganmu?” tanyanya sambil tersenyum sinis.
            “Bagaimana eonni…”
            “Aku sudah tahu, Nami! Aku tahu kalau kau tertarik pada Kyuhyun, namja yang kau selamatkan tempo hari…” potong Ji won kemudian yang membuatku terbelalak.
            “Lalu kenapa eonni tak mencegahku?”
Aku memberikan penekanan pada kata-kata terakhirku. Berharap Ji won memberikanku jawaban yang melegakanku.
            “Mencegahmu dari apa? Mencegahmu menemuinya? Atau mencegahmu untuk menyukainya?” tanya Ji won sambil berjongkok disampingku yang masih duduk diam di lantai kamarku yang dingin. Aku tak bisa menjawab pertanyaan Ji won. Aku hanya bisa terdiam. Dan setetes air yang rasanya asin keluar dari bola mataku.
            “Kau menangis?” kata Ji won terkejut sambil mengusap air mataku. Aku menengadahkan kepalaku, menatap kedua mata eonni-ku ini.
            “Eonni… eotteohkajo?” tanyaku dengan suara parau. Ji won hanya menatapku nanar. Lalu sejenak kemudian, ia memalingkan mukanya sembari duduk disampingku. Menemaniku duduk di lantai kamarku yang dingin ini.
            “Jauhi dia, sebelum kau mencelakainya…!”
Kata-kata Ji won barusan serasa menusuk jantungku dengan pisau yang sangat tajam. Menjauhinya? Jadi maksudnya, aku tak bisa menemui Kyuhyun lagi?
            “Maksud eonni… aku harus…” aku tak bisa meneruskan kata-kataku. Leherku rasanya tercekat. Kata-kata yang ingin aku ucapkan, hilang begitu saja di tenggorokanku.
            “Jika kau terus bertemu dengannya, lama-lama kau akan bersentuhan dengannya! Jika itu terjadi, kau bisa menghirup hawa murni tubuhnya. Lama kelamaan tubuhnya akan merapuh dan ia akan dengan mudah jatuh sakit dan mati! Apa kau mau itu terjadi pada Kyuhyun?” kata Ji won sambil menatapku tajam. Aku menggelengkan kepalaku kuat-kuat. Ji won tersenyum melihatnya.
            “Segera akhiri semuanya sebelum terlambat! Jangan sampai kau menyesalinya, seperti aku…” bisik Ji won dengan wajah sedih. Lalu ia berdiri dan pergi meninggalkanku sendiri.
            Aku masih tertegun mendengar kata-kata terakhir eonni-ku. Mengakhiri semuanya sebelum terlambat? Aku benar-benar tak menyangka, semuanya akan berakhir seperti ini.
************************
Seoul, 01.55 AM

            Aku tahu, pada jam seperti ini, pasti Kyuhyun sedang tertidur pulas. Namun, keresahan dan kegelisahanku, membuatku ingin menemuinya sekadar menatap wajahnya yang tampan. Aku mendarat dengan perlahan di depan pintu kaca kamarnya. Kebetulan, kamar Kyuhyun berada di lantai dua dan memiliki pintu kaca menghadap jalan. Kubuka pintu itu perlahan. Angin malam berhembus masuk dan menyingkap gorden di pintu tersebut. Ah… pria itu lupa mengunci pintunya. Aku tersenyum ketika mendapati pria itu tengah meringkuk sambil memeluk gulingnya dengan damai. Wajahnya terlihat sangat damai dalam tidurnya. Kujulurkan tanganku hendak meraihnya, dan mengusap wajahnya. Namun kuurungkan niatku. Aku tak ingin membangunkannya. Lalu kutarik selimut yang ada dibawah kakinya, dan kututupkan ke tubuhnya agar ia tak kedinginan. Lalu kulihat ia menggeliat perlahan.
            “…ehm… Nami?”
Sontak aku terkejut mendengarnya. Apa ia terbangun? Namun ketika kuperhatikan kembali, ternyata matanya masih tertutup rapat. Rupanya ia sedang mengigau. Lalu kulangkahkan kakiku kearah pintu dan kubentangkan sayapku selebar mungkin sambil menghirup dalam-dalam udara malam yang terasa sangat sejuk. Lalu, kukepakkan sayapku meninggalkan Kyuhyun yang masih terlelap dalam tidurnya.
            Tanpa kusadari, ketika aku beranjak dari tempat Kyuhyun, pria yang kucintai itu terbangun dan menemukan selembar bulu sayapku yang terjatuh disampingnya.
            “Apa Nami baru dari sini? Kenapa bisa ada sehelai bulu yang berkilauan disini?” gumam Kyuhyun sambil mengucek-ucek matanya yang masih mengantuk. Lalu sejenak kemudian, ia mengangkat kedua bahunya lalu meletakkan sehelai bulu itu disamping tempat tidurnya.
****************

Central Park, 08.41 AM

            Aku duduk di bangku taman sambil sesekali menghela nafas panjang. Kulihat beberapa manusia memandangku dengan aneh. Aku tahu, mereka pasti memperhatikan penampilanku. Bahkan banyak diantara wanita-wanita disana memandangku dengan tak ramah karena pria ataupun pasangan mereka memandangku tak berkedip, karena terpesona.
            Aku memakluminya…! Ini semua dikarenakan, seorang Angel sepertiku memang mempunyai daya tarik yang “lebih hebat” dibandingkan dengan manusia pada umumnya.
            Kulihat Kyuhyun berlari kecil kearahku sambil melempar senyum manisnya padaku. Ah… betapa mempesonanya, senyum namja itu!
            “Kau sudah lama menungguku?” tanyanya sambil mengusap lenganku. Aku hanya tersenyum mendengarnya. Dengan cepat kugelengkan kepalaku.
            “Waktu bukanlah masalah buatku!” jawabku cepat.
            “Ah benarkah? Kalau begitu, kajja…” katanya sembari menarik dan menggenggam erat tanganku. Aku hanya bisa mengikuti langkah kakinya.
            “Kita mau kemana?” tanyaku.
            “Jalan-jalan!” jawabnya singkat. Aku hanya mengerutkan keningku mendengar jawabannya.
            “Aku… hanya ingin menikmati waktuku bersamamu!” katanya lagi sembari menoleh dan memberikan senyum manisnya lagi padaku.
            Kami menghabiskan banyak waktu berdua. Kami mengunjungi beberapa tempat bersama dan menikmati makanan yang belum pernah aku santap sebelumnya. Aku sangat bahagia melihat senyum yang tak hilang-hilang dari wajahnya.
            “Apa kau bahagia, Kyuhyun-a?” tanyaku ketika kami sudah tiba dirumah kecil, tempatku dan Kyuhyun berciuman kemarin. Berciuman? Ah… setiap mengingat hal itu, aku jadi tersipu malu.
Kutoleh Kyuhyun yang duduk disampingku. Mendengar pertanyaanku tadi, ia mengangguk mantap sembari tersenyum lebar. Ia memeluk pundakku sembari mengelusnya perlahan. Kusenderkan kepalaku dibahunya. Ah… biarlah! Biarlah hari ini ia merasakan kebahagiaan ini. Karena sebentar lagi, kami akan berpisah.
            Ketika kami tengah menikmati waktu berdua, tiba-tiba aku merasakan sesuatu. Aku terhenyak ketika melihat eonni-ku dengan seorang Angel muncul dihadapan kami. Kulirik Kyuhyun yang ikut terkejut melihat kedatangan 2 Angel yang tak ia duga sebelumnya.
            “Eonni…?” desisku pelan sambil berdiri dari tempat dudukku. Ji won menatapku dengan pandangan prihatin. Kyuhyun mencengkeram erat pergelangan tanganku, sambil ikut berdiri dari tempat duduknya. Aku tahu ia sedang cemas. Aku tahu ia ketakutan mendengar aku menyebut kata “Eonni”.
            “Kau ingin aku yang menyelesaikannya, atau kau selesaikan sendiri?” tanya Ji Won datar.
            “Apa… maksudnya ini?” tanya Kyuhyun dengan suara gemetar. Kini aku merasakan tangannya bergetar hebat. Aku merasakan kecemasan yang sangat hebat sedang melandanya. Kulihat Ji won ingin mengucapkan sesuatu, namun dengan cepat aku maju kedepan mendekat kepada Ji won.
            “Eonni!!” kataku sambil menatap Ji won berharap ia tak mengatakan apapun. Ji won menatapku dengan sedih.
            “Baiklah, aku akan menunggumu diluar! Kajja… Jong Hyun!” katanya pada pendampingnya, Lee Jong Hyun. Salah satu Angel paling kuat dan tampan di Heaven. Jong hyun mengangguk lalu beberapa detik kemudian, Ji won dan Jong hyun sudah menghilang dari pandangan kami. Aku menatap Kyuhyun yang sedang menatapku dengan bingung.
            “Kyuhyun-a…” desisku pelan. Aku tak tahu bagaimana harus mengatakannya. Aku sangat takut melihatnya terluka.
            “Sebenarnya, apa yang terjadi?” tanyanya dengan raut muka cemas. Aku memandang wajahnya lekat-lekat.
            “Aku… sudah tak bisa menemuimu lagi, Kyuhyun!” kataku sambil menatapnya tajam. Kulihat matanya membulat menatapku tak percaya.
            “Wae? Apa karena aku menyukaimu? Apa karena kita berbeda?” tanyanya dengan suara bergetar. Aku tahu ia sedang menahan kesedihan dan air mata yang sudah menumpuk di sudut matanya. Aku mengangguk perlahan.
            “Aku… tak ingin mencelakaimu, Kyuhyun!” kataku lembut. Aku berharap ia mengerti keadaanku saat ini. Aku pun berat melepasnya. Tapi…
            “Mencelakaiku? Bukankah selama ini aku baik-baik saja?” kata Kyuhyun kemudian. Kini nada suaranya sedikit meninggi. Aku menghela nafas panjang. Aku tahu, manusia kadang memiliki emosi yang meluap-luap. Aku mengerti, ia merasa tersakiti saat ini, jadi jika ia merasa marah ataupun kecewa saat ini, aku bisa memahaminya.
            Aku mendekati Kyuhyun. Entah kenapa tiba-tiba ia mundur selangkah sambil melepaskan genggaman tangannya dariku.
            “Wae?” tanyaku sedih.
            “Aku tahu apa yang akan kau lakukan! Jika kau berharap aku mau menerima keputusanmu dan mau menghapus semua kenangan kita, sebaiknya kau menjauh dariku!” kata Kyuhyun dengan suara yang kian meninggi. Aku menatapnya dengan sedih. Dan tiba-tiba bulir air mata keluar dari kedua bola mataku ketika melihatnya menitikkan air mata.
            “Jika kita terus bersama dan bersentuhan, aku bisa menghirup hawa murnimu! Lama kelamaan, aku bisa mengancam nyawamu!” kataku perlahan. Aku mulai putus asa. Kulihat sebuah senyum yang penuh luka tersungging di bibirnya.
            “Jika harus mati ditanganmu, aku rela, Nami!” desis Kyuhyun pelan sambil mengelap air mataku dengan tangan besarnya. Hatiku semakin hancur mendengar kata-kata Kyuhyun.
            “Tapi… aku tak ingin itu terjadi!” desisku perlahan sambil memegang wajah Kyuhyun dan memeluknya. Kyuhyun tersenyum manis sambil memelukku erat.
            “Saranghae…” bisik Kyuhyun di telingaku.
            “Nado…” jawabku kemudian sambil menitikkan air mata. Kubuka sayapku perlahan dan tanpa Kyuhyun ketahui, aku mengelus kepalanya. Aku akan menggunakan kekuatanku sekarang.
            “Nami… kenapa sayapmu mengembang?” katanya dengan wajah bingung di dalam pelukanku.
            “Mianhae… my precious love!” bisikku sambil mengelus kepalanya. Aku akan membuatnya tertidur dan menghapus semua memori tentang kami. Ya… ini yang terbaik untuknya.
            Dalam sekejap, tubuhnya melemas. Dengan perlahan aku menuntunnya menuju tempat tidurnya. Kurebahkan tubuhnya diatas kasur empuk milinya. Dan tes… tiba-tiba sebuah air mata dariku terjatuh di pipinya.
            “Tidurlah yang nyenyak, Kyuhyun! Karena semua mimpi indah kita, telah berakhir sekarang…” desisku sambil menatap wajah manis Kyuhyun yang telah terlelap di tidurnya.
            “Kau sudah selesai, Nami?” tanya Ji won tiba-tiba, yang membuatku menoleh padanya. Aku menganggukkan kepalaku pelan. Jong hyun mendekat padaku lalu memegang salah satu lenganku.
            “Sudah waktunya kita kembali, tuan Putri…” kata Jong hyun padaku sambil mengembangkan kedua sayapnya. Aku melirik Kyuhyun yang kini sudah terlelap dalam alam mimpinya.
            “Annyeong, nae saramdeul!” bisikku pelan. Lalu beberapa detik kemudian, kami sudah jauh meninggalkan Kyuhyun yang telah terlelap dalam dunia mimpinya.

******************
1 tahun kemudian

            Aku berdiri dengan santai disebuah atap rumah sakit. Aku menatap wajah seorang pria yang sangat aku rindukan. Ya! Aku menatap Kyuhyun yang kini sedang berbincang dengan beberapa temannya dengan wajah riang. Kulihat senyum berkembang di bibirnya. Ah… aku sangat merindukan, senyum itu! Lalu tiba-tiba ia menoleh kearahku. Aku terkejut dan tak sempat bersembunyi. Mata kami saling bertemu. Dan tiba-tiba matanya membulat menatapku.
            “Na… mi?” desisnya perlahan, namun terdengar sampai keteligaku. Aku terkejut mendengarnya. Bukankah aku telah menghapus memorinya tentang pertemuan kami? Lalu mengapa ia…? Dengan cepat aku menghilang dari pandangannya. Aku tak mau, ia bersedih kembali karena aku.
Tanpa kuketahui, Kyuhyun masih menatap tempatku berdiri tadi dengan pandangan nanar.
            “Aku… aku masih mengingatmu, my Angel! Karena kau telah meninggalkan seluruh hatimu padaku dan…” katanya terputus. Kini pandangan mata Kyuhyun menatap lurus kesebuah kotak kaca yang terdapat sebuah bulu berkilauan. Ya! Itu adalah bulu sayapku yang pernah tertinggal ditempanya tempo hari. Dan tes… sebuah air mata jatuh ke kotak kaca itu. Air mata Kyuhyun…

********************
Di dekat sebuah Danau

            Dengan nafas yang masih memburu dan jantung yang berdetak hebat, aku turun di dekat sebuah danau yang indah. Aku memegangi dadaku. Rasanya jantungku ingin melompat keluar ketika melihat mata indah Kyuhyun yang menatapku nanar. Dan tiba-tiba, sebuah air mata kembali menetes di pipiku.
            “Mianhae… Kyuhyun-a!” desisku perlahan sambil mengusap air mataku.
            Lalu kulayangkan pandanganku kearah samping kiriku. Kulihat sebuah pemandangan yang agak aneh. Sepasang kekasih tengah bercumbu. Kulihat si wanita tengah tertidur pulas, sedangkan sang pria, mengecupi leher si gadis. Namun tunggu dulu! Jika mereka tengah bercinta, kenapa aku mencium bau anyir darah? Aku terkejut tatkala samar-samar kulihat taring di mulut sang pria. Aku segera berlari menghampiri mereka.
            “Hentikan… Jung Yong Hwa!!” teriakku lantang.
            Kulihat pria yang bernama Yong hwa itu mendongak, dan kulihat mulutnya sudah berlumuran darah segar. Sempat kulihat, sebuah senyum sinis dan dingin, keluar dari bibir pria itu.
            “Cih… kalian para Angel hanya bisa mengganggu aktifitas kami saja!” katanya dengan angkuh sambil mengusap ceceran darah di bibirnya. Vampire yang sangat angkuh! Bisa-bisanya dia bicara begitu padaku?! Aku tersenyum sinis mendengarnya.
            “Bukankah kalian bisa meminum darah dari bangsa kalian sendiri ataupun darah hewan? Kenapa harus mencelakai manusia?” tanyaku sambil mendekatinya. Kulihat Yong hwa  berdiri dan kembali melempar senyum sinisnya padaku.
            “Sebagai Pureblood Vampire, aku membutuhkan lebih banyak darah manusia, untuk memperkuat diriku…” katanya sambil mendekat padaku.
            “Dan juga, membuat beberapa dari mereka sebagai servant-ku!” katanya begitu sampai di depanku.
            “Jadi kau ingin menjadikannya seorang Vampire sepertimu?” tanyaku. Ia kembali tersenyum sinis mendengarnya.
            “Dia sudah tahu siapa aku, dan ia mau menerima semua konsekuensinya! Semua itu karena… dia mencintaiku!” bisiknya di dekat telingaku. Mataku membulat mendengar ucapannya barusan. Cinta! Itu jugalah alasan kenapa aku menjadi seperti ini. Tiba-tiba sekelebat bayangan wajah manis Kyuhyun muncul di otakku.
            “Ah… lehermu sangat indah, Angel…” bisik Yong hwa sembari mengelus leherku. Aku merinding merasakan sentuhan tangannya di leherku. Tangannya lembut, namun sangat dingin, sedingin es. Lalu, tiba-tiba sebuah tangan menahan tangan Yonghwa yang sedang mengelus leherku. Dan aku juga sempat melihat seorang pria berdiri di samping Yong hwa sambil memegang tangan Lee Jung Shin, Angel yang kini tangannya menahan Yong hwa agar tak lebih mendekatiku.
            “Gwaenchanhayo, Nami?” tanya Jung Shin padaku. Aku mengangguk mantap.
            “Gwaenchanhayo, hyeong?” tanya pria di sebelah Yong hwa.
            “Gwaenchanha, Min Hyuk-a!” kata Yong Hwa sambil tersenyum pada Kang Min Hyuk, Vampire level B yang kini sedang menahan tangan Jung Sin.
            Lalu sejenak kemudian, Min Hyuk melepaskan tangannya dari Jung Shin. Begitu juga sebaliknya, Jung Shin melepaskan tangannya dari Yong Hwa.
            “Min Hyuk, bawa gadis itu bersamamu…” titah Yong Hwa. Min Hyuk mengangguk sambil berjalan menuju tempat gadis yang menjadi ‘santapan’ Yong Hwa tadi berada. Namun ekor mata Min Hyun masih menatap Jung Shin dengan tajam.
            “Ayo kita tinggalkan tempat ini, Nami! Bahaya jika kita terus berada di tempat ini bersama dengan makhluk mengerikan seperti mereka!” kata Jung Shin sembari memegang tanganku. Aku mengangguk mantap lalu kurentangkan sayapku selebar mungkin. Sempat kulihat Yong hwa menatapku sambil tersenyum angkuh.
            “Kuharap, kita bisa bertemu lagi lain waktu… Nami!” kata Yong Hwa tiba-tiba yang membuatku tertegun menatapnya. Apa maksudnya? Lalu beberapa detik kemudian, mereka sudah menghilang dari pandanganku dengan cepat. Aku menghela nafas panjang.
            “Kajja…” kataku pada Jung Shin. Lalu kami pun terbang meninggalkan tempat itu menuju rumah kami. Rumah kami di Heaven.

~The End~



Gimana? Bagus ga?
Ato malah aneh? Maaf kalo critanya terlalu pasaran! (?)
Soalnya, inspirasinya dapet dari komik sih. Dan lagi
critanya aku coba gabung-gabungin dengan fiksi lainnya… (?)
jadi maaf kalo hasilnya kurang memuaskan! *dasar author sparepart*
Maaf kalo Kyuhyun aku buat mengenaskan (?) disini! #dicekik sparKyu
Aku memang sengaja naruh CN Blue di akhir cerita.
Soalnya aku ga bisa hidup tanpa mereka!! #dilemparin sendal BOICE
But, semoga chingu semua menyukai FF ini…!
Ditunggu komennya!
Gomawo… (-.-) #bow


Tidak ada komentar:

Posting Komentar