Title : Angel’s Wing
Author : Naomi_Indie
Rating : PG-15
Genre : Romance, Fantasy, Sad
Length : Oneshoot
Main
Cast :
- Cho Kyuhyun (Super Junior)
- You
- Ha Ji Won (Actress)
Other
Cast :
- All member CN Blue
Disclaimer : Terinspirasi
dari MV lagu “Miss You” milik SM the Ballad, dan tiba-tiba pas baca komik, aq juga
liat karakter “Angel”. Entah kenapa (?) Jadi pengen bikin FF tentang Angel
gitu…^^ hehe dan juga aq selipin beberapa cerita yang inspirasinya dapet dari
komik berjudul “Vampire Knight”.
Teng… teng… okelah! Happy
Reading aja yah! Maaf kalo critanya
kurang bagus! (^^,)v #bow
Note : FF ini pernah di posting di WP pribadi saya! http://naomiindiecnblue.wordpress.com/2012/10/22/angels-wing/#more-178 dan http://indofanfictkpop.wordpress.com/2012/10/23/oneshot-angels-wings/
*************************************
Sekali lagi kubiarkan
Ji won menggetok kepalaku karena jengkel melihat ulahku.
“Kemana otakmu? Kalau
sampai mereka tahu identitasmu bagaimana? Pabo!” bentaknya padaku.
“Aku hanya ingin…”
“Menolongnya?” potong
Ji won cepat. Kupandang wajah manis didepanku yang masih mengerutkan keningnya
sambil memasang muka jengkel.
“Mendingan aku
tinggalin kamu, kalau kamu terus-terusan seperti itu! Aku capek menolongmu!”
katanya sambil melangkah pergi meninggalkan kamarku. Aku hanya bisa memandang
Ji won dengan wajah sayu. Mau bagaimana lagi? Terkadang aku memang tak bisa
mengendalikan diriku.
**************************
3
Minggu Kemudian
Selama 3 minggu. Ji Won mengurungku
dalam kamar karena takut kejadian itu terulang lagi. Kudengar derit pintu
kamarku dibuka oleh seseorang. Wajah manis Ji won muncul dihadapanku. Ia
membawakan nampan berisi makanan kehadapanku.
“Eonni sudah puas mengurungku? Kapan
aku boleh keluar?” tanyaku sambil memasang muka cemberut. Dia mengelus kepalaku
sambil tersenyum manis.
“Kau sudah boleh keluar! Tapi janji,
jangan ulangi hal itu lagi. Araseo?” katanya sambil menyuapkan sesendok besar
nasi kedalam mulutku.
“Jinjja? Ne! Aku janji sama eonni!
Aku akan hati-hati…” kataku kemudian sambil merebut sendok nasi itu dan memakan
makanan yang telah susah payah dibuatkan oleh kakak perempuanku itu sampai
habis.
***************************
Anyang,
Gyeonggi-do, 08.00 PM
Kurasakan
udara malam hari ini begitu dingin. Kupandangi wajah manusia yang tengah
berjalan lalu lalang di bawahku. Ya! Itu semua karena aku sekarang tengah duduk
diatap sebuah gedung pencakar langit. Aku melihat banyak sekali masalah dalam
hidup manusia. Aku bisa membaca pikiran dan masalah seseorang persis seperti
membaca sebuah novel. Semua bisa terlihat dengan jelas hanya dengan melihatnya.
Aku… memanglah bukan seorang manusia. Aku adalah seorang “Angel”.
Itulah
kenapa beberapa minggu yang lalu, Ji won marah besar padaku. Dengan sengaja,
aku turun dan membantu seorang anak kecil yang hampir mati kelaparan. Aku
memberikannya makan dan mengobati luka-luka ditubuhnya dengan kekuatanku. Pada
waktu itu, gadis kecil itu melihat yang kulakukan, dan sempat melihat sayap di
punggungku. Dan hal itu membuat Ji Won harus turun tangan dan menghapus memori
tentang pertemuan kami pada gadis kecil itu.
Karena
merasa tak ada yang menarik, kukembangkan kedua sayapku dan kukepakkan menuju
ketempat lain.
******************
*Seoul,
12.00 PM*
Tiba-tiba
mataku menangkap sebuah pesan dari tubuh seorang manusia. Pesan keputusasaan
dan kesedihan yang sudah tak terbendung lagi. Kuarahkan mataku keseluruh
penjuru tempat. Dan aku menemukan sesosok manusia yang tengah memegang sebuah tali
yang sudah terpasang di pohon akasia yang cukup besar. Jadi dia mau bunuh diri?
Tanyaku dalam hati. Cepat-cepat aku turun ke bumi. Aku harus menolongnya! Walaupun
eonni akan membunuhku nanti.
“Tunggu!
Apapun yang ingin kau lakukan! Tolong hentikan!” kataku kemudian setelah aku
berhasil menginjakkan kakiku ke bumi. Sayapku langsung menghilang tatkala aku
menginjakkan kakiku diatas bumi. Ia menoleh kearahku. Kulihat matanya sembab
oleh air matanya. Ah… wajah namja itu, sangat tampan. Namun kenapa ia harus
berputus asa seperti ini?
“Siapa
kau?” tanyanya dengan suara parau.
“Jangan
melakukan hal bodoh macam itu! Jangan sia-siakan hidupmu yang berharga!”
bujukku sambil mendekatinya. Kuulurkan sebelah tanganku. Kuharap ia menggapai
tanganku, dan turun dari kursi tempatnya berdiri sekarang.
“Kalau
tak tahu apa-apa, JANGAN IKUT CAMPUR!” bentaknya kemudian. Aku masih
mengulurkan sebelah tanganku padanya.
“Turunlah,
Kyuhyun! Jebal!” bisikku perlahan. Kulihat ia mengerutkan dahinya.
“Bagaimana
kau bisa…”
“Aku
tahu… aku tahu Kyuhyun! Kau memang mencintai istrimu! Namun, jangan karena ia
telah menghancurkan hidupmu, hartamu, dan karirmu, lantas kau ingin membuatnya
lebih senang dengan melihat kematianmu!” potongku kemudian. Aku telah membaca semua
kisah hidupnya dari matanya. Persis seperti membaca sebuah buku dan memutar
sebuah player. Aku melihat segalanya dengan jelas.
Mata
Kyuhyun terlihat membulat. Masih kuulurkan tanganku untuknya sambil kukembangkan
sebuah senyum manis dibibirku. Perlahan ia mengulurkan tangannya padaku. Namun
sejenak kemudian ia memalingkan mukanya padaku, lalu memakaikan tali itu
dilehernya, dan langsung melompat dari kursi tempatnya berdiri. Aku terkejut
sekali. Aku sempat tak membaca gerakan dan pikirannya. Aku harus menolong namja
itu, walaupun nanti eonni akan mengurungku lebih lama lagi. Aku tak mau
melihatnya mati didepanku.
Kukembangkan
kedua sayapku dan kuputus tali yang mencekik lehernya dengan kekuatanku. Ia
jatuh ketanah sambil terbatuk-batuk. Ia memicingkan matanya memandangku yang
masih belum bisa menghilangkan sayapku, karena setiap kali aku menggunakan
kekuatanku, sayapku akan muncul dengan sendirinya. Kulihat matanya terbelalak menatapku.
“Kau…”
katanya dengan suara serak. Masih kulihat ia menatapku dengan pandangan tak
percaya.
“Mianhae…
aku harus pergi sekarang! Ingat kata-kataku ini Kyuhyun! Suatu saat, kau pasti
akan mendapatkan kebahagiaan, seperti yang kau inginkan! Jangan menyerah!
Araseo?” kataku sambil terbang menjauh darinya. Aku takut eonni mengetahuinya.
Masih kulihat Kyuhyun menatap kearahku dengan pandangan tak percayanya. Ya…
biarlah jika ia menganggap pertemuan kami sebagai halusinasi ataupun sebuah
mimpi untuknya.
**************************
1
bulan kemudian
Kembali
kukembangkan sayapku menuju kearah kota Seoul. Entah kenapa sejak pertemuanku
dengan Kyuhyun, aku terganggu dengan wajahnya. Aku tak pernah mengalami hal ini
sebelumnya. Entahlah perasaan apa yang sedang aku rasakan saat ini.
Kuinjakkan
kakiku keatas tanah, tempatku bertemu dengan Kyuhyun satu bulan yang lalu.
Kutatap pohon akasia tempatnya dulu ingin bunuh diri.
“Kau…”
Secepat kilat aku berbalik. Deg… tiba-tiba
jantungku serasa berhenti. Ada sesuatu berdesir dalam dadaku, yang membuat
jantungku berdetak tak menentu.
“Cho…
Kyuhyun?” pekikku tertahan.
Namja itu mendekat secara perlahan
padaku. Pandangan matanya masih sama seperti saat aku meninggalkannya dulu. Ah…
aku harus cepat-cepat pergi sekarang. Namun ketika akan kukembangkan sayapku,
tiba-tiba aku merasakan sebuah tangan yang hangat menggenggam pergelangan
tanganku.
“Katjima!”
kudengar lagi suaranya menggema di gendang telingaku. Aku menoleh kembali menatap
mata namja yang kini berdiri sangat dekat denganku.
“Bisakah
kau tinggal disini sebentar?” tanyanya padaku. Kuanggukan kepalaku sambil
kulempar senyum manisku padanya. Ia melepas genggaman tangannya dariku. Entah
kenapa tiba-tiba sebuah senyum kembali berkembang di bibirku.
“Wae?
Apa kau melihat sesuatu?” tanyanya kemudian. Aku kembali mengangguk.
“Ah…
jadi kau sudah tahu?” tanyanya lagi sambil tersenyum senang. Senyumnya terlihat
tanpa beban.
“Apa
kau bahagia setelah berpisah dengannya serta melihat wanita itu masuk kedalam penjara?”
tanyaku kemudian.
“Akhirnya
kau bicarta juga…” katanya sambil tersenyum girang. Kuangkat sebelah alisku. Apa
maksdunya? Lalu sejenak kemudian kulihat ia melayangkan pandangannya jauh
kedepan.
“Ya!
Aku merasa tenang sekarang! Walaupun hartaku tak kembali dan orang yang
kucintai telah masuk dalam penjara, tapi aku bahagia sekarang! Mataku jadi
terbuka… ternyata, aku telah salah memilih seorang pendamping hidup...” katanya
kemudian sambil tersenyum. Aku melihat sebuah kesedihan terpancar diwajahnya.
Namun tak sepenuhnya hatinya merasakan hal itu.
“Suatu
saat, kau akan merasakan kebahagiaan lagi! Aku rasa, sebentar lagi kau akan
menemukan seseorang yang mencintaimu apa adanya!” sahutku kemudian, sambil
kududukan diriku di kursi taman yang ada disana. Kulihat ia menolehku dengan
pandangan heran.
“Apa
Angel sepertimu juga bisa merasakan cinta?” tanyanya perlahan. Suaranya terdengar
ragu dengan pertanyaan yang ia lontarkan padaku. Aku menoleh lagi padanya lalu
kugelengkan kepalaku.
“Aniya!
Kami, para Angel tak bisa jatuh cinta ataupun memiliki rasa benci. Walaupun
kami sebenarnya ingin sekali merasakan hal itu…” kataku kemudian.
“Ah…
jinjja? Betapa menyenangkannya jika aku juga bisa seperti kalian…” katanya
sambil menghempaskan dirinya, dikursi sebelahku. Aku hanya tersenyum
melihatnya. Lalu kami terdiam lama sekali.
“Aku…
harus pergi sekarang!” kataku memecah keheningan. Kulihat ia terkejut mendengar
kata-kataku barusan.
“Secepat
itukah?” tanyanya lagi. Kulihat, ia tak ingin melihatku pergi meninggalkannya. Namun
aku tak bisa lama-lama tinggal disini. Aku tak mau eonni mengetahuinya dan
marah padaku karena aku berteman dengan seorang manusia. Apalagi, manusia itu
telah mengetahui identitasku yang sebenarnya.
“Ya!
Jika eonni mengetahui keberadaan kita, ia bisa menghapus semua memori tentang
pertemuan kita ini darimu! Apa kau menginginkan hal itu?” tanyaku kemudian
sambil menatapnya lekat. Kulihat sebuah kesedihan terpancar dimatanya. Lalu
sejenak kemudian kulihat ia menggelengkan kepalanya.
“Aku…
tidak ingin hal itu terjadi! Tapi… bisakah kita bertemu lagi lain waktu?”
tanyanya penuh harap. Kuanggukan kepalaku dengan mantap. Ya! Aku juga masih
ingin bertemu dengannya lain waktu.
“Baiklah,
kalau begitu, pergilah!” katanya melepasku. Kukembangkan kembali sayapku.
Kulihat ia menatapnya dengan takjub. Dan sesaat kemudian, aku sudah melesat
jauh meninggalkannya.
***************
3
bulan kemudian, at Seoul Tower.
Aku
melangkahkan kakiku di area Seoul Tower. Kata beberapa Angel lain, aku bisa
menemukan manusia yang sedang mengalami fase “jatuh cinta” disana. Entah
kenapa, aku ingin mempelajari apa itu perasaan cinta. Itu semua karena, aku
merasakan sesuatu yang aneh di dalam diriku sejak pertemuanku dengan Kyuhyun,
lelaki yang pernah kuselamatkan dahulu.
Wajah
manis namja itu senantiasa muncul dalam benakku. Otak dan tubuhku selalu
berusaha menginginkan agar aku mencari pria itu. Kaki dan tanganku juga
senantiasa mengajakku untuk menyentuh tubuh dan raganya. Ah… hal ini
benar-benar menggangguku! Mungkinkah aku mengalamai fase “jatuh cinta”? Tapi
apakah mungkin itu terjadi padaku?
Aku
berjalan tak tentu arah dan tujuan. Kulihat beberapa namja dan yeoja yang
tengah berkelakar dan berjalan sambil berpelukan mesra dengan pasangan mereka.
Perasaan bahagia itu… apa itu yang namanya cinta?
Ketika
aku tengah asyik memperhatikan mereka, tiba-tiba beberapa namja menghampiriku.
Aura dan pesan tubuh mereka membuatku tak nyaman. Mereka… sepertinya bukanlah
manusia baik-baik.
“Hai
nona manis! Kenapa kau duduk disini sendirian? Mau kami temani?” tawar seorang
pria yang umurnya kira-kira 28-30 tahun. Masih muda, namun hidupnya sepertinya
acak-acakan. Karena itu, ia mabuk-mabukan.
“Gomawo!”
jawabku sembari meninggalkan mereka. Aura mereka membuatku mual dan merasa tak
nyaman. Ah… manusia ini memang bukan orang baik-baik!
“Ayolah!
Mau kemana sih kamu nona?” kata salah seorang pria berumur 30-an keatas sambil
memegang pergelangan tanganku dengan erat.
“Lepaskan!”
rontaku. Ah… gawat! Manusia-manusia ini ingin berbuat hal buruk padaku.
Eotteohkajo?
“Lepaskan
dia!” kata seseorang pada mereka. Suara itu, terdengar seperti suara yang
kukenal. Ketika aku mencoba untuk memastikannya, tiba-tiba deg… benar dugaanku!
Cho Kyuhyun kini tengah menggenggam pergelangan tangan pria yang saat ini mencengkeram
pergelangan tanganku.
“Kau
siapa?” kata pria yang pertama menggodaku tadi.
“Aku?
Aku kekasihnya…” ucap Kyuhyun mantap. Mataku terbelalak mendengarnya. Apa aku
tak salah dengar? Dia bilang “kekasih”?
Dan
kulihat pria-pria itu saling berpandangan lalu pergi meninggalkan kami sambil
bergumam tak jelas.
“Ah…
ternyata ada kekasihnya! Nggak seru!!” kata mereka sambil meninggalkan kami. Lalu
sejenak kemudian Kyuhyun merangkul pundakku sambil tersenyum. Ah… apa yang
sedang ia lakukan padaku?
“Ikuti
aku…” bisiknya perlahan. Dengan ragu, aku pun mengangguk. Aku mengikutinya
tanpa banyak bertanya, sampai kami tiba di sebuah rumah kecil cukup asri.
“Ayo
masuklah! Jangan sungkan!” katanya sambil mempersilahkan aku masuk kedalam
rumah tersebut. Aku memasuki ruang utama rumah itu sambil sesekali kulayangkan
pandanganku keseluruh ruangan.
“Ini
rumahmu?” tanyaku spontan. Aku merasakan hawa yang sangat hangat dan nyaman didalam
rumah ini.
“Hmm…
ya! Ini rumah peristirahatan keluarga. Aku sering datang kesini jika sedang
banyak masalah!” jawabnya sambil membawa secangkir teh hangat untukku.
“Kau
bisa minum teh kan?” tanyanya sambil menyerahkan cangkir teh itu padaku.
“Secara
keseluruhan, Angel sama seperti manusia! Hanya perasaan, kekuatan dan struktur
tubuh kami yang membedakan kami dari manusia pada umumnya!” jelasku sambil
menyeruput teh buatan Kyuhyun. Kulirik ia tengah tersenyum menatapku.
“Wae?”
tanyaku kemudian. Ah… lagi-lagi aku tak bisa membaca perasaannya secara
keseluruhan. Seperti ada sesuatu yang menutupinya. Apa dia bukan manusia biasa?
Kenapa semakin lama semakin sulit membaca perasaan pria ini?
“Kau
memang tidak terlihat seperti gadis pada umumnya!” katanya sambil menyeruput
teh miliknya. Kunaikkan sebelah alisku.
“A…
apa maksudmu?” tanyaku sembari memandangi seluruh tubuhku. Apa terlihat sekali
perbedaanku dengan manusia biasa? Padahal aku sudah berpakaian layaknya gadis
pada umumnya. Kulihat Kyuhyun tengah menahan tawa melihat kelakuanku.
“Yaa!
Kenapa kau malah tertawa?” tanyaku bingung.
“Apa
kau mau tahu apa perbedaanmu dengan gadis biasa?” tanyanya kemudian. Secepat
kilat kuanggukan kepalaku. Kulihat ia kembali tersenyum menatapku.
“Itu
semua karena… tingkahmu jauh lebih manis dan lembut ketimbang gadis pada
umumnya!” katanya sambil kembali menyeruput teh miliknya. Kembali kunaikkan
sebelah alisku.
“Manis
dan lembut?” tanyaku heran. Kulihat ia menganggukan kepalanya dengan mantap.
“Ne!
Gadis pada umumnya tak akan bersikap manis pada orang yang baru dikenalnya.
Apalagi sampai ikut dengannya! Apa kau tak takut jika aku melakukan hal buruk
padamu?” tanyanya sambil duduk disebelahku. Kulemparkan sebuah senyum manis
padanya.
“Tentu
saja tidak! Karena aku bisa membaca perasaan manusia. Jika ia ingin berbuat
buruk padaku, dengan cepat aku bisa merasakan aura dan pesan dari tubuh mereka…”
jawabku mantap. Kulihat ia tersenyum kearahku. Senyum yang sangat aneh!
“Jadi…
bisakah kau membaca perasaan dan pikiranku saat ini?” tanyanya sambil
mendekatkan tubuhnya padaku, hingga aku bisa merasakan deru nafasnya menerpa wajahku.
Ah… lagi-lagi aku tak bisa membaca perasaannya. Aku hanya bisa menangkap suatu
sinyal aneh dari tubuhnya. Pesan dari tubuhnya kini sama sekali tak dapat
kumengerti.
“Aku…
ah… bolehkah aku tahu dimana kamar mandimu?” tanyaku tiba-tiba. Berada dalam
jarak sedekat ini dengannya membuatku merasa aneh. Detak jantungku berdetak
dengan kencang, dan sesuatu berdesir di dalam dadaku.
Ia
menunjuk arah kamar mandi tanpa mengatakan apapun padaku. Masih kulihat matanya
menatapku tanpa berkedip. Omo!!! Kenapa dengannya?
Aku
segera beranjak dari kursi itu dan berlari menuju kamar mandi. Ah… kenapa
denganku? Kenapa aku merasakan sesuatu yang sangat aneh dalam diriku?
Begitu sampai dikamar
mandi, kulihat wajahku di cermin. Hmm… tak ada yang aneh denganku? Lalu… kupegang
erat dadaku. Ya! Jantungku berdetak lebih kencang dari biasanya. Apa… Kyuhyun
bukan manusia biasa? Kenapa ia bisa membuatku kacau seperti ini? Kutepuk kedua
pipiku. Sebaiknya aku menanyakan hal ini pada Kyuhyun. Ya! Sebaiknya begitu…
Aku
berjalan menuju ruang utama dirumah kecil itu. Kulihat Kyuhyun tengah menonton
sebuah acara televisi. Ia segera menoleh padaku ketika mengetahui aku sudah
kembali dari kamar mandi.
“Gwaenchanhayo?”
tanyanya sambil beringsut dari tempat duduknya, memberiku ruang agar aku bisa
duduk disampingnya.
“Gwaenchanha…”
jawabku pelan sambil kulirik wajah manisnya itu. Ia kembali berkonsentrasi
melihat tayangan di televisinya. Karena merasa kuperhatikan, ia menoleh padaku
sambil mengerutkan alisnya.
“Wae?
Apa ada masalah? Kenapa melihatku seperti itu?” tanyanya kemudian. Secepat
kilat kugelengkan kepalaku.
“Oh…
ya sudah!” katanya sambil menoleh lagi melihat televisinya. Aish…! Pabo! Apa
yang mesti aku tanyakan padanya? Aku bingung mengatakannya.
“Kyuhyun-a…”
panggilku perlahan.
“Hmm…?”
tanyanya sambil menoleh kearahku.
“Kau…
benar-benar seorang manusia kan?” tanyaku kemudian. Kulihat ia mengerutkan
keningnya, lalu sejenak kemudian ia tersenyum.
“Kalau
aku bukan manusia, lalu apa? Aku tak punya sayap sepertimu, jadi aku bukan
Angel. Aku juga kan tak punya taring, jadi aku bukan Vampire ataupun Dracula.
Selain itu, kenapa kau bertanya seperti itu? Aneh…” katanya sambil tersenyum
manis. Aku terdiam. Benar apa yang dikatakannya! Dia tak punya kelebihan
apapun. Bahkan tubuhnya pun pernah terluka sewaktu ia mencoba bunuh diri. Lalu
kenapa aku tak bisa membaca perasaannya secara jelas? Kalau begitu, apa yang
salah denganku? Sedangkan aku masih bisa membaca perasaan manusia lainnya. Tapi
kenapa tidak dengannya? Ini aneh…
“Jadi,
bisakah kau ceritakan padaku, bagaimana rasanya berada dalam fase “jatuh
cinta”?” tanyaku polos. Ia mengerutkan keningnya lagi.
“Jatuh
cinta? Kenapa kau ingin mengetahuinya?” tanyanya sekali lagi sambil membenarkan
posisi duduknya sehingga kini kami saling berhadapan.
“Aku…
merasakan sesuatu yang aneh padaku! Aku kesulitan membaca perasaanmu! Dan aku…
sering merasa ingin bertemu dan mengelus wajahmu! Dadaku pun sering berdebar
hebat tatkala aku berada di dekatmu! Apa kau tahu, apa yang tengah terjadi padaku
saat ini? Sedangkan aku tak pernah merasa seperti ini jika bertemu dengan manusia
lainnya…” tanyaku padanya. Kulihat mata Kyuhyun membulat. Dia tak menjawab
pertanyaanku. Malah kulihat kini dia melayangkan pandangannya kearah lain.
“Gwaen…
chanhayo?” tanyaku ragu.
Aku cemas melihat perubahan wajahnya.
Apa pertanyaanku ini menyakitinya? Perasaan apa yang tengah kurasakan pada
namja ini?
“Itu
juga… perasaan yang tengah kurasakan padamu!” jawabnya perlahan. Ia kembali
menatapku dengan tatapan mata indahnya. Ah… jantungku! Jantungku kembali
berdetak dengan kencang.
“Itulah
yang namanya perasaan “CINTA”…”
lanjut Kyuhyun lagi. Kini giliran aku yang terkejut. Jadi, aku tengah mengalami
fase “jatuh cinta”? Bagaimana bisa?
“Mwo?”
kataku terkejut. Seketika aku berdiri dari tempat dudukku. Kyuhyun menatapku dengan
nanar.
“Saranghae….”
desis Kyuhyun perlahan yang membuat perasaanku kian tak menentu.
“Tak
bisakah seorang manusia biasa sepertiku, mencintai Angel sepertimu?” kata
Kyuhyun perlahan sambil menggenggam tanganku erat. Lalu tanpa kusadari, sesuatu
yang hangat dan basah mendarat dibibirku. Ya! Saat ini Kyuhyun dengan lembutnya
mencium bibirku. Entah kenapa, aku pun ikut terbawa suasana. Mungkin lantaran
aku juga merasakan hal yang sama dengannya, tanpa sadar, aku memeluknya dengan
erat. Hingga akhirnya kami pun berpelukan dengan mesra, sambil saling menautkan
bibir kami. Kami menikmati ciuman mesra kami hingga tanpa sadar, ia sudah
menghimpit tubuhku dengan tubuh besarnya di tembok yang tak jauh dari tempat
kami semula. Namun tiba-tiba, ia mengerang sambil memegangi dadanya.
“Gwaenchanhayo?”
tanyaku cemas. Ia memalingkan mukanya padaku sambil tersenyum. Senyum seseorang
yang tengah menahan rasa sakit.
“Gwaenchanha…”
jawabnya sambil mengelus pipiku.
“Apa
yang terjadi?” tanyaku sambil membantunya duduk dikursi.
“Molla!
Tiba-tiba dadaku terasa nyeri… namun sekarang sudah jauh lebih baik…” jawabnya
sambil kembali melempar senyum hangatnya padaku.
“Coba
kulihat?” kataku sambil mengembangkan kedua sayapku. Kulihat sinar matanya yang
takjub memandang sayapku yang berkilauan. Sedangkan aku, kusibukkan diriku
memeriksa keadaannya.
“Aneh!
Aku tak menemukan penyakit apapun padamu?” gumamku perlahan.
“Hmm?
Sudahlah! Aku baik-baik saja… Angel!” katanya kemudian. Aku tersipu memandang
senyum manisnya.
“Kyuhyun
bisa memanggilku dengan Nami saja!” kataku kemudian.
“Ah…
jadi Angel sepertimu juga punya nama? Hmm… Nami ya? Nama yang indah…” katanya
lagi sambil tetap terseyum. Aku mencubit pinggangnya sambil tersipu malu.
“Bukankah
sudah kubilang, secara keseluruhan kami itu sama seperti manusia pada umumnya…”
kataku lagi sambil meringis. Lalu sejenak kemudian aku terhenyak. Aku baru saja
menggunakan kekuatanku, berarti…
“Mwoya?”
tanya Kyuhyun kemudian ketika melihat perubahan ekspresi wajahku.
“Aku
harus pergi sekarang sebelum eonni mengetahui keberadaan kita!” kataku sambil
berdiri. Ia menatapku dengan sayu. Ah… aku merasa tak tega meninggalkannya
dalam keadaan seperti ini.
“Apa
setiap kali kau menggunakan kekuatanmu, eonni-mu bisa mengetahui keberadaanmu?”
tanyanya kemudian. Aku mengangguk mantap.
“Bukan
hanya eonni, tapi para Angel yang lain juga bisa merasakan aura dariku, jika
aku menggunakan kekuatanku!’ jawabku kemudian sambil mengembangkan kedua
sayapku.
“Aku
harus pergi sekarang!” kataku sambil menatap namja itu lekat-lekat. Ia
mengangguk perlahan. Lalu beberapa detik kemudian, aku sudah melesat jauh
meninggalkannya.
******************
In
Heaven
Aku
segera bergegas menuju kamarku. Eonni mengikutiku dari belakang dengan muka
masamnya.
“Kenapa
kau sering sekali menggunakan kekuatanmu? Kau yakin, tidak ketahuan lagi?”
tanyanya kemudian. Aku menganggukkan kepalaku mantap.
“Bukankah
aku sudah bilang padamu dan ayah? Aku baik-baik saja dan aku tidak ketahuan.
Kenapa eonni tak percaya sekali?” kataku sambil cemberut.
“Bukan
begitu… hanya saja…” kata Ji won kemudian. Kulihat ia menatapku tajam.
“Mworago?”
tanyaku sinis. Ji won makin mendekat padaku. Lalu tanpa kuduga, ia mengelus
kepalaku.
“Aku…
hanya tak ingin kau mengalami apa yang pernah aku alami…” katanya pelan sambil
tetap mengelus kepalaku dengan lembut. Mengalami apa yang pernah eonni alami?
Memang apa yang pernah terjadi padanya?
“Memangnya…
apa yang pernah terjadi pada eonni?” tanyaku penasaran. Kulihat Ji won
tersenyum sedih memandangku.
“Aku…
jatuh cinta pada manusia…” desisnya perlahan. Aku tersentak mendengarnya.
“Tapi…
kata ayah, kita dan manusia berbeda. Kita tak diciptakan sesempurna manusia
yang bisa memiliki rasa cinta maupun benci. Lalu bagaimana mungkin itu bisa
terjadi? Kita tak memiliki emosi sesempurna manusia. Jatuh cinta pada manusia
adalah suatu hal yang mustahil!” Sangkalku sambil memalingkan mukaku dari wajah
cantik Ji won. Namun masih sempat kulihat senyum berkembang di bibir Ji won.
“Kau
benar! Namun, ada kalanya manusia memiliki daya tarik yang luar biasa dan tak
bisa kita cegah! Dan ada kalanya kita lemah terhadap hal itu! Jadi…”
“Jadi…
maksudmu, tidaklah mustahil Angel seperti kita, jatuh cinta pada manusia, maupun
sebaliknya?” potongku cepat. Suaraku kini melunak pada Ji won. Aku mulai ragu
dengan keyakinanku pada ucapan ayah. Dan aku mulai berpikir jika apa yang
dikatakan oleh Kyuhyun padaku tadi, dan kata-kata Ji won barusan adalah benar.
Sekali lagi kulihat Ji
won mengangguk mantap. Tubuhku langsung lemas. Aku terduduk seketika. Ji won
yang melihat ekspresiku hanya tersenyum tipis.
“Dan
kau, sudah jatuh kedalam daya tarik manusia, bukan? Dan apakah manusia itu juga
tertarik denganmu?” tanyanya sambil tersenyum sinis.
“Bagaimana
eonni…”
“Aku
sudah tahu, Nami! Aku tahu kalau kau tertarik pada Kyuhyun, namja yang kau
selamatkan tempo hari…” potong Ji won kemudian yang membuatku terbelalak.
“Lalu
kenapa eonni tak mencegahku?”
Aku memberikan penekanan pada kata-kata
terakhirku. Berharap Ji won memberikanku jawaban yang melegakanku.
“Mencegahmu
dari apa? Mencegahmu menemuinya? Atau mencegahmu untuk menyukainya?” tanya Ji
won sambil berjongkok disampingku yang masih duduk diam di lantai kamarku yang
dingin. Aku tak bisa menjawab pertanyaan Ji won. Aku hanya bisa terdiam. Dan
setetes air yang rasanya asin keluar dari bola mataku.
“Kau
menangis?” kata Ji won terkejut sambil mengusap air mataku. Aku menengadahkan
kepalaku, menatap kedua mata eonni-ku ini.
“Eonni…
eotteohkajo?” tanyaku dengan suara parau. Ji won hanya menatapku nanar. Lalu
sejenak kemudian, ia memalingkan mukanya sembari duduk disampingku. Menemaniku
duduk di lantai kamarku yang dingin ini.
“Jauhi
dia, sebelum kau mencelakainya…!”
Kata-kata Ji won barusan serasa menusuk
jantungku dengan pisau yang sangat tajam. Menjauhinya? Jadi maksudnya, aku tak
bisa menemui Kyuhyun lagi?
“Maksud
eonni… aku harus…” aku tak bisa meneruskan kata-kataku. Leherku rasanya tercekat.
Kata-kata yang ingin aku ucapkan, hilang begitu saja di tenggorokanku.
“Jika
kau terus bertemu dengannya, lama-lama kau akan bersentuhan dengannya! Jika itu
terjadi, kau bisa menghirup hawa murni tubuhnya. Lama kelamaan tubuhnya akan
merapuh dan ia akan dengan mudah jatuh sakit dan mati! Apa kau mau itu terjadi
pada Kyuhyun?” kata Ji won sambil menatapku tajam. Aku menggelengkan kepalaku
kuat-kuat. Ji won tersenyum melihatnya.
“Segera
akhiri semuanya sebelum terlambat! Jangan sampai kau menyesalinya, seperti aku…”
bisik Ji won dengan wajah sedih. Lalu ia berdiri dan pergi meninggalkanku
sendiri.
Aku
masih tertegun mendengar kata-kata terakhir eonni-ku. Mengakhiri semuanya
sebelum terlambat? Aku benar-benar tak menyangka, semuanya akan berakhir
seperti ini.
************************
Seoul,
01.55 AM
Aku
tahu, pada jam seperti ini, pasti Kyuhyun sedang tertidur pulas. Namun,
keresahan dan kegelisahanku, membuatku ingin menemuinya sekadar menatap
wajahnya yang tampan. Aku mendarat dengan perlahan di depan pintu kaca
kamarnya. Kebetulan, kamar Kyuhyun berada di lantai dua dan memiliki pintu kaca
menghadap jalan. Kubuka pintu itu perlahan. Angin malam berhembus masuk dan
menyingkap gorden di pintu tersebut. Ah… pria itu lupa mengunci pintunya. Aku
tersenyum ketika mendapati pria itu tengah meringkuk sambil memeluk gulingnya
dengan damai. Wajahnya terlihat sangat damai dalam tidurnya. Kujulurkan
tanganku hendak meraihnya, dan mengusap wajahnya. Namun kuurungkan niatku. Aku
tak ingin membangunkannya. Lalu kutarik selimut yang ada dibawah kakinya, dan
kututupkan ke tubuhnya agar ia tak kedinginan. Lalu kulihat ia menggeliat
perlahan.
“…ehm…
Nami?”
Sontak aku terkejut mendengarnya. Apa ia
terbangun? Namun ketika kuperhatikan kembali, ternyata matanya masih tertutup
rapat. Rupanya ia sedang mengigau. Lalu kulangkahkan kakiku kearah pintu dan
kubentangkan sayapku selebar mungkin sambil menghirup dalam-dalam udara malam
yang terasa sangat sejuk. Lalu, kukepakkan sayapku meninggalkan Kyuhyun yang
masih terlelap dalam tidurnya.
Tanpa
kusadari, ketika aku beranjak dari tempat Kyuhyun, pria yang kucintai itu
terbangun dan menemukan selembar bulu sayapku yang terjatuh disampingnya.
“Apa
Nami baru dari sini? Kenapa bisa ada sehelai bulu yang berkilauan disini?”
gumam Kyuhyun sambil mengucek-ucek matanya yang masih mengantuk. Lalu sejenak
kemudian, ia mengangkat kedua bahunya lalu meletakkan sehelai bulu itu
disamping tempat tidurnya.
****************
Central
Park, 08.41 AM
Aku
duduk di bangku taman sambil sesekali menghela nafas panjang. Kulihat beberapa
manusia memandangku dengan aneh. Aku tahu, mereka pasti memperhatikan
penampilanku. Bahkan banyak diantara wanita-wanita disana memandangku dengan
tak ramah karena pria ataupun pasangan mereka memandangku tak berkedip, karena
terpesona.
Aku
memakluminya…! Ini semua dikarenakan, seorang Angel sepertiku memang mempunyai
daya tarik yang “lebih hebat”
dibandingkan dengan manusia pada umumnya.
Kulihat
Kyuhyun berlari kecil kearahku sambil melempar senyum manisnya padaku. Ah…
betapa mempesonanya, senyum namja itu!
“Kau
sudah lama menungguku?” tanyanya sambil mengusap lenganku. Aku hanya tersenyum
mendengarnya. Dengan cepat kugelengkan kepalaku.
“Waktu
bukanlah masalah buatku!” jawabku cepat.
“Ah
benarkah? Kalau begitu, kajja…” katanya sembari menarik dan menggenggam erat
tanganku. Aku hanya bisa mengikuti langkah kakinya.
“Kita
mau kemana?” tanyaku.
“Jalan-jalan!”
jawabnya singkat. Aku hanya mengerutkan keningku mendengar jawabannya.
“Aku…
hanya ingin menikmati waktuku bersamamu!” katanya lagi sembari menoleh dan
memberikan senyum manisnya lagi padaku.
Kami
menghabiskan banyak waktu berdua. Kami mengunjungi beberapa tempat bersama dan
menikmati makanan yang belum pernah aku santap sebelumnya. Aku sangat bahagia
melihat senyum yang tak hilang-hilang dari wajahnya.
“Apa
kau bahagia, Kyuhyun-a?” tanyaku ketika kami sudah tiba dirumah kecil, tempatku
dan Kyuhyun berciuman kemarin. Berciuman? Ah… setiap mengingat hal itu, aku
jadi tersipu malu.
Kutoleh Kyuhyun yang
duduk disampingku. Mendengar pertanyaanku tadi, ia mengangguk mantap sembari
tersenyum lebar. Ia memeluk pundakku sembari mengelusnya perlahan. Kusenderkan
kepalaku dibahunya. Ah… biarlah! Biarlah hari ini ia merasakan kebahagiaan ini.
Karena sebentar lagi, kami akan berpisah.
Ketika
kami tengah menikmati waktu berdua, tiba-tiba aku merasakan sesuatu. Aku
terhenyak ketika melihat eonni-ku dengan seorang Angel muncul dihadapan kami.
Kulirik Kyuhyun yang ikut terkejut melihat kedatangan 2 Angel yang tak ia duga
sebelumnya.
“Eonni…?”
desisku pelan sambil berdiri dari tempat dudukku. Ji won menatapku dengan
pandangan prihatin. Kyuhyun mencengkeram erat pergelangan tanganku, sambil ikut
berdiri dari tempat duduknya. Aku tahu ia sedang cemas. Aku tahu ia ketakutan
mendengar aku menyebut kata “Eonni”.
“Kau
ingin aku yang menyelesaikannya, atau kau selesaikan sendiri?” tanya Ji Won
datar.
“Apa…
maksudnya ini?” tanya Kyuhyun dengan suara gemetar. Kini aku merasakan
tangannya bergetar hebat. Aku merasakan kecemasan yang sangat hebat sedang
melandanya. Kulihat Ji won ingin mengucapkan sesuatu, namun dengan cepat aku
maju kedepan mendekat kepada Ji won.
“Eonni!!”
kataku sambil menatap Ji won berharap ia tak mengatakan apapun. Ji won
menatapku dengan sedih.
“Baiklah,
aku akan menunggumu diluar! Kajja… Jong Hyun!” katanya pada pendampingnya, Lee
Jong Hyun. Salah satu Angel paling kuat dan tampan di Heaven. Jong hyun
mengangguk lalu beberapa detik kemudian, Ji won dan Jong hyun sudah menghilang
dari pandangan kami. Aku menatap Kyuhyun yang sedang menatapku dengan bingung.
“Kyuhyun-a…”
desisku pelan. Aku tak tahu bagaimana harus mengatakannya. Aku sangat takut
melihatnya terluka.
“Sebenarnya,
apa yang terjadi?” tanyanya dengan raut muka cemas. Aku memandang wajahnya
lekat-lekat.
“Aku…
sudah tak bisa menemuimu lagi, Kyuhyun!” kataku sambil menatapnya tajam.
Kulihat matanya membulat menatapku tak percaya.
“Wae?
Apa karena aku menyukaimu? Apa karena kita berbeda?” tanyanya dengan suara
bergetar. Aku tahu ia sedang menahan kesedihan dan air mata yang sudah menumpuk
di sudut matanya. Aku mengangguk perlahan.
“Aku…
tak ingin mencelakaimu, Kyuhyun!” kataku lembut. Aku berharap ia mengerti
keadaanku saat ini. Aku pun berat melepasnya. Tapi…
“Mencelakaiku?
Bukankah selama ini aku baik-baik saja?” kata Kyuhyun kemudian. Kini nada
suaranya sedikit meninggi. Aku menghela nafas panjang. Aku tahu, manusia kadang
memiliki emosi yang meluap-luap. Aku mengerti, ia merasa tersakiti saat ini,
jadi jika ia merasa marah ataupun kecewa saat ini, aku bisa memahaminya.
Aku
mendekati Kyuhyun. Entah kenapa tiba-tiba ia mundur selangkah sambil melepaskan
genggaman tangannya dariku.
“Wae?”
tanyaku sedih.
“Aku
tahu apa yang akan kau lakukan! Jika kau berharap aku mau menerima keputusanmu
dan mau menghapus semua kenangan kita, sebaiknya kau menjauh dariku!” kata
Kyuhyun dengan suara yang kian meninggi. Aku menatapnya dengan sedih. Dan
tiba-tiba bulir air mata keluar dari kedua bola mataku ketika melihatnya
menitikkan air mata.
“Jika
kita terus bersama dan bersentuhan, aku bisa menghirup hawa murnimu! Lama
kelamaan, aku bisa mengancam nyawamu!” kataku perlahan. Aku mulai putus asa.
Kulihat sebuah senyum yang penuh luka tersungging di bibirnya.
“Jika
harus mati ditanganmu, aku rela, Nami!” desis Kyuhyun pelan sambil mengelap air
mataku dengan tangan besarnya. Hatiku semakin hancur mendengar kata-kata
Kyuhyun.
“Tapi…
aku tak ingin itu terjadi!” desisku perlahan sambil memegang wajah Kyuhyun dan
memeluknya. Kyuhyun tersenyum manis sambil memelukku erat.
“Saranghae…”
bisik Kyuhyun di telingaku.
“Nado…”
jawabku kemudian sambil menitikkan air mata. Kubuka sayapku perlahan dan tanpa
Kyuhyun ketahui, aku mengelus kepalanya. Aku akan menggunakan kekuatanku
sekarang.
“Nami…
kenapa sayapmu mengembang?” katanya dengan wajah bingung di dalam pelukanku.
“Mianhae…
my precious love!” bisikku sambil mengelus kepalanya. Aku akan membuatnya
tertidur dan menghapus semua memori tentang kami. Ya… ini yang terbaik
untuknya.
Dalam
sekejap, tubuhnya melemas. Dengan perlahan aku menuntunnya menuju tempat
tidurnya. Kurebahkan tubuhnya diatas kasur empuk milinya. Dan tes… tiba-tiba
sebuah air mata dariku terjatuh di pipinya.
“Tidurlah
yang nyenyak, Kyuhyun! Karena semua mimpi indah kita, telah berakhir sekarang…”
desisku sambil menatap wajah manis Kyuhyun yang telah terlelap di tidurnya.
“Kau
sudah selesai, Nami?” tanya Ji won tiba-tiba, yang membuatku menoleh padanya.
Aku menganggukkan kepalaku pelan. Jong hyun mendekat padaku lalu memegang salah
satu lenganku.
“Sudah
waktunya kita kembali, tuan Putri…” kata Jong hyun padaku sambil mengembangkan
kedua sayapnya. Aku melirik Kyuhyun yang kini sudah terlelap dalam alam
mimpinya.
“Annyeong,
nae saramdeul!” bisikku pelan. Lalu beberapa detik kemudian, kami sudah jauh
meninggalkan Kyuhyun yang telah terlelap dalam dunia mimpinya.
******************
1
tahun kemudian
Aku
berdiri dengan santai disebuah atap rumah sakit. Aku menatap wajah seorang pria
yang sangat aku rindukan. Ya! Aku menatap Kyuhyun yang kini sedang berbincang
dengan beberapa temannya dengan wajah riang. Kulihat senyum berkembang di
bibirnya. Ah… aku sangat merindukan, senyum itu! Lalu tiba-tiba ia menoleh
kearahku. Aku terkejut dan tak sempat bersembunyi. Mata kami saling bertemu.
Dan tiba-tiba matanya membulat menatapku.
“Na…
mi?” desisnya perlahan, namun terdengar sampai keteligaku. Aku terkejut
mendengarnya. Bukankah aku telah menghapus memorinya tentang pertemuan kami?
Lalu mengapa ia…? Dengan cepat aku menghilang dari pandangannya. Aku tak mau,
ia bersedih kembali karena aku.
Tanpa kuketahui,
Kyuhyun masih menatap tempatku berdiri tadi dengan pandangan nanar.
“Aku…
aku masih mengingatmu, my Angel! Karena kau telah meninggalkan seluruh hatimu
padaku dan…” katanya terputus. Kini pandangan mata Kyuhyun menatap lurus
kesebuah kotak kaca yang terdapat sebuah bulu berkilauan. Ya! Itu adalah bulu
sayapku yang pernah tertinggal ditempanya tempo hari. Dan tes… sebuah air mata
jatuh ke kotak kaca itu. Air mata Kyuhyun…
********************
Di
dekat sebuah Danau
Dengan
nafas yang masih memburu dan jantung yang berdetak hebat, aku turun di dekat
sebuah danau yang indah. Aku memegangi dadaku. Rasanya jantungku ingin melompat
keluar ketika melihat mata indah Kyuhyun yang menatapku nanar. Dan tiba-tiba,
sebuah air mata kembali menetes di pipiku.
“Mianhae…
Kyuhyun-a!” desisku perlahan sambil mengusap air mataku.
Lalu
kulayangkan pandanganku kearah samping kiriku. Kulihat sebuah pemandangan yang
agak aneh. Sepasang kekasih tengah bercumbu. Kulihat si wanita tengah tertidur
pulas, sedangkan sang pria, mengecupi leher si gadis. Namun tunggu dulu! Jika
mereka tengah bercinta, kenapa aku mencium bau anyir darah? Aku terkejut
tatkala samar-samar kulihat taring di mulut sang pria. Aku segera berlari
menghampiri mereka.
“Hentikan…
Jung Yong Hwa!!” teriakku lantang.
Kulihat
pria yang bernama Yong hwa itu mendongak, dan kulihat mulutnya sudah berlumuran
darah segar. Sempat kulihat, sebuah senyum sinis dan dingin, keluar dari bibir
pria itu.
“Cih…
kalian para Angel hanya bisa mengganggu aktifitas kami saja!” katanya dengan
angkuh sambil mengusap ceceran darah di bibirnya. Vampire yang sangat angkuh!
Bisa-bisanya dia bicara begitu padaku?! Aku tersenyum sinis mendengarnya.
“Bukankah
kalian bisa meminum darah dari bangsa kalian sendiri ataupun darah hewan?
Kenapa harus mencelakai manusia?” tanyaku sambil mendekatinya. Kulihat Yong
hwa berdiri dan kembali melempar senyum
sinisnya padaku.
“Sebagai
Pureblood Vampire, aku membutuhkan lebih banyak darah manusia, untuk memperkuat
diriku…” katanya sambil mendekat padaku.
“Dan
juga, membuat beberapa dari mereka sebagai servant-ku!” katanya begitu sampai
di depanku.
“Jadi
kau ingin menjadikannya seorang Vampire sepertimu?” tanyaku. Ia kembali tersenyum
sinis mendengarnya.
“Dia
sudah tahu siapa aku, dan ia mau menerima semua konsekuensinya! Semua itu
karena… dia mencintaiku!” bisiknya di dekat telingaku. Mataku membulat mendengar
ucapannya barusan. Cinta! Itu jugalah alasan kenapa aku menjadi seperti ini.
Tiba-tiba sekelebat bayangan wajah manis Kyuhyun muncul di otakku.
“Ah…
lehermu sangat indah, Angel…” bisik Yong hwa sembari mengelus leherku. Aku
merinding merasakan sentuhan tangannya di leherku. Tangannya lembut, namun
sangat dingin, sedingin es. Lalu, tiba-tiba sebuah tangan menahan tangan Yonghwa
yang sedang mengelus leherku. Dan aku juga sempat melihat seorang pria berdiri
di samping Yong hwa sambil memegang tangan Lee Jung Shin, Angel yang kini
tangannya menahan Yong hwa agar tak lebih mendekatiku.
“Gwaenchanhayo,
Nami?” tanya Jung Shin padaku. Aku mengangguk mantap.
“Gwaenchanhayo,
hyeong?” tanya pria di sebelah Yong hwa.
“Gwaenchanha,
Min Hyuk-a!” kata Yong Hwa sambil tersenyum pada Kang Min Hyuk, Vampire level B
yang kini sedang menahan tangan Jung Sin.
Lalu
sejenak kemudian, Min Hyuk melepaskan tangannya dari Jung Shin. Begitu juga
sebaliknya, Jung Shin melepaskan tangannya dari Yong Hwa.
“Min
Hyuk, bawa gadis itu bersamamu…” titah Yong Hwa. Min Hyuk mengangguk sambil
berjalan menuju tempat gadis yang menjadi ‘santapan’ Yong Hwa tadi berada. Namun
ekor mata Min Hyun masih menatap Jung Shin dengan tajam.
“Ayo
kita tinggalkan tempat ini, Nami! Bahaya jika kita terus berada di tempat ini
bersama dengan makhluk mengerikan seperti mereka!” kata Jung Shin sembari
memegang tanganku. Aku mengangguk mantap lalu kurentangkan sayapku selebar
mungkin. Sempat kulihat Yong hwa menatapku sambil tersenyum angkuh.
“Kuharap,
kita bisa bertemu lagi lain waktu… Nami!” kata Yong Hwa tiba-tiba yang
membuatku tertegun menatapnya. Apa maksudnya? Lalu beberapa detik kemudian,
mereka sudah menghilang dari pandanganku dengan cepat. Aku menghela nafas
panjang.
“Kajja…”
kataku pada Jung Shin. Lalu kami pun terbang meninggalkan tempat itu menuju
rumah kami. Rumah kami di Heaven.
~The
End~
Gimana? Bagus ga?
Ato malah aneh? Maaf kalo critanya
terlalu pasaran! (?)
Soalnya, inspirasinya dapet dari komik
sih. Dan lagi
critanya aku coba gabung-gabungin dengan
fiksi lainnya… (?)
jadi maaf kalo hasilnya kurang
memuaskan! *dasar author sparepart*
Maaf kalo Kyuhyun aku buat mengenaskan
(?) disini! #dicekik sparKyu
Aku memang sengaja naruh CN Blue di
akhir cerita.
Soalnya aku ga bisa hidup tanpa mereka!!
#dilemparin sendal BOICE
But, semoga chingu semua menyukai FF
ini…!
Ditunggu komennya!
Gomawo… (-.-) #bow

Tidak ada komentar:
Posting Komentar